WISUDA SANTRI
( Satu Langkah Melahirkan Generasi Muslim Berkarakter )
Oleh : Suhendar
Alumni Angkatan ke-III
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcY9LuErGoIxdyDOfzkuHZucIFvLRAonGl3iTV_m77htVKeu3KCuLqKD_85jSSUL9JuSn4XG7h11OLbac-eipAISH4360Dg7ZaKD5N-q3HgM1lIM0LPxSOdCUCttAi1i_T5B57NWA2541z/s400/santri-pondok-modern-gontor-ponorogo-jawa-timur-sedang-_121030113757-506.jpg)
Pesantren merupakan pendidikan tertua di Indonesia yang telah banyak berkontribusi dan melahirkan generasi-generasi intelektual muslim. Para lulusan pesantren telah terbukti dan banyak berkiparah di masyarakat, di bidang pendidikan, sosial, budaya maupun di dunia perpolitikan Negara. Bahkan kemerdekaan bangsa Indonesia-pun tidak lepas dari perjuangan para santri, ulama dan kiyai yang sejatinya bergelut di dunia pesantren. Melihat hal tersebut, menunjukan bahwa pesantren mempunyai peran strategis dan memiliki peran penting dalam melahirkan generasi muslim berkarakter, generasi inteletual penerus bangsa dan agama. Selain itu, hal tersebut menunjukan bahwa pendidikan pesantren telah terbukti mampuh melahirkan generasi yang siap mengabdi di masyarakat bangsa dan agama, melahirkan generasi yang mempunyai karakter, sikap dan mental yang baik. Sopan, santun dan senantiasa teguh memegang nilai-nilai moral bangsa dan agama.
Sebagaimana dipaparkan di atas mengenai peran penting pendidikan pesantren dalam mencetak generasi muslim berkarakter, pesantren juga sebagai gudang ilmu dan bengkel moral. Pendidikan pesantren tidak hanya mengajarkan pengetahuan agama sebagai pondasi atau benteng pribadi santri, pendidikan agama, moral dan akhlakul karimah adalah pendidikan utama (primer) yang wajib ditanamkan di pesantren dalam jiwa santri. Namun, lebih dari itu pesantren membekali santri berbagai skill dan kemampuan yang dibutuhkan dalam masyarakat. Baik hidup berorganisasi, pembekalan seni, olahraga, beladiri dll. Banyak cabang dan rumpun ilmu yang diajarkan dipesantren, tidak diajarkan di lembaga pendidikan yang lain. Sehingga dengan demikian pesantren disebut sebagi gudang ilmu.
Selain pesantren sebagai gudang ilmu, pesantren juga sebagai bengkel moral. Pendidikan moral sangat penting dalam membentuk generasi muslim berkarakter. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan, tingkah laku dan ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Saat ini, nilai nilai moral mengalami degradasi yang sangat memperhatinkan. Dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi di lingkungan sekitar kita dimana perjinahan, kekerasan, ketidak jujuran, rasa tidak hormat kepada orang tua, guru, dan para figure pemimpin, dan kebencian sudah menjadi hal yang lazim di lakukan oleh sebagian besar pelajar, mahasiswa dan remaja saat ini. Jika hal ini terus menerus terjadi dan menjadi budaya bangsa, maka hancurlah nilai-nilai luhur bangsa ini. Sebagaimana di ungkapkan oleh Thomas Lickona (1992) terdapat sepuluh tanda dari perilaku manusia yang menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa. Pertama, meningkatnya kekerasan di kalangan remaja. Kedua, ketidakjujuran yang membudaya. Ketiga, semakin tingginya rasa tidak hormat kepada orang tua, guru, dan figur pemimpin. Keempat, pengaruh per group terhadap tindakan kekerasan. Kelima, meningkatnya kecurigaan dan kebencian. Keenam, penggunaan bahasa yang memburuk. Ketujuh, penurunan etos kerja. Kedelapan, menurunnya rasa tanggungjawab individu dan warga negara. Kesembilan, meningginya perilaku merusak diri dan Kesepuluh, semakin kaburnya pedoman moral. melihat itu semua, disinilah peran pesantren dibutuhkan sebagai bengkel moral. Kehidupan pesantren mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai moral dalam jiwa setiap santri. Santri dibina, dididik dan dibimbing setiap saat oleh para ustad dan ustdazah baik dalam bidang keilmuan, moral dan akhlak, sehingga dengan demikian pendidikan moral dan akhlak menjadi budaya dan cermin pribadi santri dalam kehidupan sehari-hari. Ia tidak hanya memiliki keilmuan yang mapan, namun memiliki akhlak, moral dan sopan santun yang baik. Dengan demikian akan mudah melahirkan generasi muslim berkarakter.
Wisuda Santri, Pintu Menuju Generasi Muslim Berkarakter
Wisuda merupakan langkah akhir dari sebuah perjalanan panjang yang telah di tempuh dan dilalui oleh peserta didik dalam proses pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan. Biasanya wisuda identik dengan pelantikan kelulusan mahasiswa yang telah melalui proses pembelajaran di tingkat universitas dalam kurun waktu tertentu. Namun, tidak hanya di perguruan tinggi wisuda di adakan, di Pondok Pesantren-pun wisuda itu diadakan yang biasa disebut “wisuda santri”. Wisuda santri adalah prosesi pelantikan kelulusan santri yang telah menempuh dan melalui proses pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren dalam kurun waktu 6 tahun. Namun, wisuda santri bukanlah akhir dari segalanya, wisuda santri merupakan satu langkah melahirkan generasi muslim berkarakter yang siap membangun bangsa dan mengabdi pada masyarakat, karena hakikatnya izajah santri adalah pengambdian santri di masyarakat.
Ada beberapa alasan mengapa wisuda santri merupakan salah satu pintu menuju generasi muslim berkarakter. Pertama, karena pendidikan, pengajaran dan penanam karakter di pesantren dilakukan secara continue sehingga karakter itu menjadi darah daging dan membudaya dalam kehidupan sehari-hari santri. Kedua, karena wisuda santri adalah proses akhir dari pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan di Pondok Pesantren, dan pendidikan pesantren tidak hanya membekali santri dalam hal ilmu pengetahuan semata, namun lebih dari itu pendidikan dan pengajran di Pesantren mebekali, mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa dan agama secara terus menerus yang di lakukan melalui kegaiatan dan disiplin pesantren yang ketat. Dengan demikian implikasi dari wisuda santri akan melahirkan generasi-generasi muslim berkarakter yang siap membangun bangsa dan Negara serta siap mengabdi pada masyarakat.
Posting Komentar