Esok, 10 Mei 2016, tepat satu tahun perjalanan itu dimulai. Dengan berbagai dan beragam kegiatan telah mewarnai perjalan hidup anak-anak mujahid. Ya, demikian generasi itu dinamai. Berharap anak-anak ini pun kelak benar-benar menjadi para mujahid. Jihad dalam kebaikan, jihad dalam ilmu, dan jihad dalam amal. Satu tahun terlampaui dengan berbagai dan beragam sleksanya, telah menghantarkan mereka pada kehidupan yang diimpikan. Ada yang berkiprah di dunia pendidikan, ada yang memilih untuk bekerja membantu penghasilan orang tua, juga ada yang memutuskan untuk mengambil short course dengan cabang keilmuan yang diminatinya, sedang sebagian lain masih dalam kebimbangan masa depannya. Cermin itu pun sedikit demi sedikit terlihat memantulkan setiap gambar di hadapannya dan satu waktu nanti cermin itu pun akan benar-benar nampak bersih dari noda, sehingga mampu memantulkan gambar yang lebih sempurna. Ya demikian dengan mereka generasi mujahid, masing-masing dari mereka sedang berjuang keras membersihkan “kaca-kaca” diri mereka, agar kelak suatu hari dapat melihat dengan jelas dan sempurna siapa diri mereka sebenarnya, menampilkan wajah perjuangan hidup yang mereka lakoni.

Adik-adikku Generasi Mujahid
Satu tahun berlalu, satu estafet perjuangan telah dilakukan. Terlepas dari apa yang sudah dan sedang dilakoni, rehatkanlah diri sejenak untuk sekedar melihat dan menghela nafas perjuangan. Rehat untuk kembali berpikir merangkai potongan-potongan puzzel kehidupan diri. Kelak, ada yang cepat dan sempurna merangkai puzzel kehidupannya, sebagian lain ada yang lamban merangkai potongan-potongan puzzel kehidupannya. It's depend on your self!
Teruslah bergerak maju, jangan memilih untuk berdiam diri. Karena waktu hidup pun terus berlalu. Saat memutuskan untuk berdiam diri, kita akan tertinggal oleh kehidupan. Berjalanlah meski terkesan lamban, namun bukan berarti menjadi pembenaran untuk merendahkan diri. Ikuti proses perkembangan dan kemajuan waktu dan lakukan percepatan diri, agar kelak bisa berjalan bersama dengan para “pemilik kehidupan”, mereka yang hidup dengan ilmu, amal, agama dan Tuhannya.
Mengkerdilkan diri dengan amal-amal yang tidak baik, menjalani hidup dengan hedonisme hanya akan menghabiskan waktu hidupmu. Masa-mu akan terus berjalan, sedang amal dan ilmumu? #Tanya, waktu-mu akan terus berlalu, sedang sikap dan perilakumu? #Tanya.
Latah dengan eksistensi palsu masa muda tidak akan menambah kualitas hidupmu. Derajatmu bukan dilihat dan dinilai dari eksisnya diri mengikuti kebanyakan orang, namun derajatmu dihitung dari ilmu, amal dan imanmu. Jangan takut hanya karena dikata tak gaul, juga jangan gentar hanya sekedar dikucilkan. Sungguh hidupmu bukan untuk mereka dan sungguh hidupmu pun bukan karena mereka. Hidupmu untuk dirimu dan Tuhanmu!. Biar pun diri kita berhasil, mereka hanya bisa memuji, demikian jika pun kita gagal, mereka hanya akan bisa mencibir. Jangan mengikuti keburukan orang lain, sedang enggan mengamalkan kebaikan orang lain.

Adik-adikku Generasi Mujahid
Rehatlah sejenak, perjuanganmu masih amat panjang. Perjalanmu masih terbentang luas dengan berbagai dinamikanya. Rehatkan diri dari lelahya memikirkan kehidupan. Cobalah ambil dari 24 waktumu untuk melihat “kaca dirimu”, merenungkan perjalanan satu tahun pertama perjuanganmu, meluruskan niat dan memantapkan langkah. Agar kelak esok, kita bisa menatap masa depan lebih cerah, lebih berwarna dengan ilmu, amal dan iman di hatimu. Jika satu tahun pertama perjuanganmu “kering”, rehatkan diri untuk membasahinya, agar kelak esok meneruskan perjuangan, diri ini sudah segar dengan ilmu, amal dan iman di hati. Jika satu tahun pertama perjuanganmu “jauh” dari Tuhan, rehatkanlah diri untuk mendekati-Nya, agar esok melanjutkan perjuangan, diri ini melangkah dengan restu Tuhan. Tak ada yang lebih dahsyat dari restu Tuhan, karena-Nya dapat membesarkan yang kecil dan meluaskan yang sempit. Karena-Nya dapat memudahkan yang susah dan membahagiakan yang sedih.
Untukmu yang masih mencari kebahagiaan dengan mengikuti eksistensi palsu dan kehidupan hedonisme, butuh berapa lagi untuk menikmatinya, menghabiskan waktu dengannya?. Sampai kelak waktu yang ditunggu pun, itu tidak dapat memberi jawaban. Karena kebahagiaan bukan miliknya, tapi milik Tuhan. Saat hidup jauh dari Tuhan, maka jangan meminta kebahagiaan hidup. Saat hidup jauh dari ilmu, jangan meminta lentera kehidupan.

Selamat mengenang awal perjalan berlayar.
Selamat merasakan hangat pelukan ibu-bapakmu.
Selamat merasakan sejuk doa guru-gurumu.
Selamat melanjutkan perjuangan !

Berjanjilan untuk menemuiku di puncak “kesuksesan”!

Surabaya, 09 Mei 2016


Labels:

Posting Komentar

Author Name

{picture#https://photos.google.com/photo/AF1QipPhwXqnQPZt7roDvDRN1IYTUDAUIbcEWi69thWv} Selamat Datang dan Selamat Membaca di Suhe's Blog. Blog ini saya buat sebagai tempat belajar dan berbagi. Karena kewajiban seorang muslim adalah untuk terus belajar, dan seorang muslim terbaik adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Semoga memberi manfaat :) {facebook#https://www.facebook.com/akhi.suhe} {twitter#https://twitter.com/suhe_20} {google#https://plus.google.com/u/0/115152556635352635251}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.