Setiap yang bernyawa pasti menemui ajalnya, setiap yang bernafas pasti menemui masanya. Demikian Tuhan menakdirkan semuanya terjadi atas kehendak-Nya. Jika setiap perjumpaan akan ada perpisahan, jika setiap awal akan ada akhirnya, lalu kenapa kita masih angkuh dalam menjalani hidup ini. Sesungguhnya kematian ditampakkan sebagai bentuk pelajaran berharga bagi kita yang masih hidup. Kematian dipertontonkan kepada kita sebagai nasihat hidup yang berharga. Kematian menjadi jalan untuk kita mengingat bahwa kita adalah makhluk yg tak berdaya dan tak punya kuasa. Kematian juga menjadi nasihat bagi kita yang masih angkuh hidup di bumi-Nya, bahwa kita adalah insan yang sama sekali tidak memiliki kekuatan dihadapanNya, karena sekuat apapun kita pada akhirnya menemui ajalnya, karena seberkuasa apapun kita di dunia-Nya pada akhirnya menjumpai kematiannya dan karena sekaya apapun kita pada akhirnya tak ada satu pun yang kita bawa di hadapan Tuhan.
Kematian akan menjadi jalan kita berjumpa pemiliknya, Tuhan Allah SWT. Lalu bekal apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadap-Nya?. Amal apa yang sudah kita lakukan untuk-Nya agar tatkala ditanya oleh-Nya ada alasan untuk kita mengaku sebagai hamba-Nya?. Sudahkah semua langkah hidup kita saat ini menjadi jembatan kita bertemu dengan-Nya di syurga-Nya, atau sebaliknya menjadi jalan bertemu dengan-Nya di nerakanya?.
Untuk kita yang masih angkuh berdiri di bumi-Nya, untuk kita yang masih belum mengenal Tuhannya, dan untuk kita yang masih belum punya banyak amal untuk menghadapNya. Masih adakah alasan yang membuat kita enggan memperbaiki diri, memanfaatkan sisa hidup untuk lebih mengenal-Nya dan menghabiskan sisa hidup untuk memperbanyak bekal menghadap-Nya. Agar kelak, saat Tuhan bertanya, tubuh kita tidak kaku dilekang oleh dosa. Agar kelak, saat kita dibangkitkan, amal baik kita menjadi teman yang setia menemani. Karena kematian tidaklah terjadi secara terencana, maka jalan terbaik menghadapinya adalah dengan mempersiapkannya secara baik dengan amal-amal terbaik kita.
Kehidupan dunia yang saat ini kita nikmati adalah sebuah kefanaan yang tak kekal dan abadi. Sedang akhirat sudah menjadi pasti keabadiannya. Maka mereka yang sibuk menyiapkan dunia yang sesaat, akan kehilangan moment berharga hidup dalam keabadian surga-Nya. Mereka yang sibuk dengan mengisi hidup dengan kenistaan diri, akan kehilangan “teman baik” saat dihisab dihadapan-Nya. Mereka yang masih bangga memperkaya diri pun pada akhirnya tak memiliki apa-apa saat kebajikan sedikit ia lakukan.
Untukmu yang masih angkuh, untukmu jiwa yang masih gersang, ada masa kita akan kembali, ada masa kita akan mengakhiri permainan dunia ini. Maka jangan terlalu fanatik dengannya, jangan terlalu riuh dibuatnya. Karena akan ada masa kita hidup dalam keabadian, ada masa kita hidup dalam genggaman-Nya yang kekal di syurga atau nerakanya.
Wallahu ‘alam.


Surabaya, 29 April 2016 

Posting Komentar

Author Name

{picture#https://photos.google.com/photo/AF1QipPhwXqnQPZt7roDvDRN1IYTUDAUIbcEWi69thWv} Selamat Datang dan Selamat Membaca di Suhe's Blog. Blog ini saya buat sebagai tempat belajar dan berbagi. Karena kewajiban seorang muslim adalah untuk terus belajar, dan seorang muslim terbaik adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Semoga memberi manfaat :) {facebook#https://www.facebook.com/akhi.suhe} {twitter#https://twitter.com/suhe_20} {google#https://plus.google.com/u/0/115152556635352635251}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.