Dewasa ini, perkembangan tekhnologi berkembang sangat pesat. Teknologi bak jamur di setiap sudut kehidupan manusia modern saat ini. Dengannya mempermudah akses ruang dan waktu, denganya mampu mendongkrak keterbatasan ruang gerak manusia. Ia lahir dan diciptakan untuk mempermudah segara urusan teknis manusia. Abad 21 kini pun tidak terlepas dari perkembangan teknologi, bahkan tidak dipungkiri bahwa bicara abad 21 adalah bicara soal teknologi. Yang menolaknya akan menjadi generasi tertinggal, yang mengikuti perkembanganya menjadi generasi modern. Ia (teknologi) merambah hampir pada semua jenjang usia. Ia hadir dan diakses oleh lintas generasi. Ia hadir dan diakses menerobos ruang dan waktu. ia hadir pula pada setiap sendi kehidupan ummat manusia. Pendidikan, sosial, ekonomi, budaya, negara bahkan sampai pada soal agama dan teknologi komunikasi itu sendiri.
Kecepatan pertumbuhannya telah membuat manusia terlena dengan kemudahan aksesnya. Ia telah mampu hadir pada setiap detik kehidupan penggunanya. Ia bahkan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Sehingga tak jarang dijumpai, banyak pengguna teknologi yang sadar atau tidak telah menjadi budak darinya. Ya, budak teknologi!. Ia bukan lagi dikendalikan oleh penggunanya, namun telah mampu mengendalikan penggunanya.
Gadget bagian kecil dari teknologi telah mampu merampas hampir sebagian waktu penggunanya. Games bagian kecil dari softgames teknologi telah mampu merampok waktu generasi muda ummat manusia. Juga medsos (media sosial) bagian dari jaringan teknologi telah mampu mengambil perhatian, waktu dari penggunanya. Teknologi yang sejatinya sebagai media yang dikendalikan untuk memfasilitasi keterbatasan ruang gerak manusia pun beralih fungsi menjadi lifestyle yang mengendalikan kehidupan ummat manusia. Kondisi ini pun telah mampu merubah wajah kehidupan manusia abad 21 yang lemban menjadi cepat dan yang susah menjadi mudah. Kemudahan aksesnya telah mampu menghadirkan prestige tersendiri pada penggunanya. Sehingga tertanam dalam benak manusia bahwa pengguna teknologi adalah manusia modern dan manusia anti teknologi adalah manusia premitif, terbelakang.
Namun demikian, menjadi budak teknologi pun bukan perkara yang benar. Menggunakan dan mengikuti perkembangan teknologi adalah sebuah kepatutan yang tidak bisa terlepas dari zaman abad 21 saat ini, tapi juga kita harus mampu menjadi tuan dari teknologi itu sendiri. Ia (teknologi) menjadi media yang kita gunakan bukan sebagai tuan yang mendalikan kehidupan kita. kita harus mampu mengembalikan fungsi dari teknologi sebagai media, bukan tuan dari aktifitas-aktifitas kita. Dengan dalih apapun, saat kita masih dikendalikan oleh teknologi, kita masih menjadi budak darinya. Menjadi budak darinya adalah menghabiskan ruang dan waktu kita untuknya dengan meninggalkan segudang aktifitas baik kita. Menjadi budak darinya juga adalah saat kita tidak mampu menggunakan teknologi untuk kebaikan dan kebermanfaatan ummat manusia lainnya. Ia (teknologi) lebih dijadikan sebagai media pamor dan citra diri dari pada penebar manfaat itu sendiri. Kondisi inilah yang kemudian menjadikan banyak waktu yang tidak produktif. Kemudahan teknologi bukan akhirnya membuat dan memberi banyak manfaat sebagai fungsi awalnya, namun banyak memberi midorot akibat dari ketidak mampuan diri mengendalikan teknologi dan memilih untuk menjadi tuan darinya.

Sebaliknya, menjadi tuan teknologi adalah ia yang mampu mengendalikan keberadaanya (teknologi). Ia tau kapan harus menggunakan teknologinya dan tau kapan harus mengakhiri menggunakannya untuk aktifitas lain yang lebih bermanfaat. Menjadi tuan teknologi juga adalah ia yang mampu menggunakan teknologi untuk menciptakan dan memberibanyak manfaat bagi sesamanya. Ia mampu mengembalikan fungsi awal dari adanya teknologi yaitu mempermudah ruang gerak manusia. Para tuan teknologi adalah mereka yang bijak dalam menggunakan teknologi. Bagaimana menjadi tuan yang baik bagi teknologi modern dewasa ini? (1) batasi penggunaan teknologi untuk kegiatan yang tidak bermanfaat, (2) gunakan teknologi pada freetime, bukan pada waktu-waktu produktif (kerja, belajar dan ibadah) waktu-waktu produktif harus tetap menjadi hal yang utama dari penggunaan teknologi itu sendiri, (3) manfaatkan ia untuk menebar kebaikan pada sesama. 

Posting Komentar

Author Name

{picture#https://photos.google.com/photo/AF1QipPhwXqnQPZt7roDvDRN1IYTUDAUIbcEWi69thWv} Selamat Datang dan Selamat Membaca di Suhe's Blog. Blog ini saya buat sebagai tempat belajar dan berbagi. Karena kewajiban seorang muslim adalah untuk terus belajar, dan seorang muslim terbaik adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Semoga memberi manfaat :) {facebook#https://www.facebook.com/akhi.suhe} {twitter#https://twitter.com/suhe_20} {google#https://plus.google.com/u/0/115152556635352635251}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.