Manusia konon diciptakan sebagai makluk sempurna dari makhluk
Tuhan lainnya. Dikatakan sempurna katanya karena ia dberikan kemampuan-kemampuan
yang tidak dimiliki makhluk Tuhan lainnya. Manusia diberikan Tuhan akal untuk
berpikir, manusia diberikan hati oleh Tuhan untuk merasa, manusia diberikan kesempurnaan
fisik untuk menjadi kholifah dan beribadah pada-Nya, dan katanya manusia
diberikan nafsu oleh Tuhan untuk menguji kepatuhannya pada sang penciptanya.
Kesempurnaan manusia itu membuatnya menjadi makhluk terpilih
untuk menjadi kholifah dimuka bumi ini. Diberikan mandat untuk
memelihara dan merawat bumi dengan segala kebutuhan hidup yang sudah Tuhan berikan padanya. Suatu kehormatan bagi manusia dibanding makhluk Tuhan
lainnya untuk mengemban amanat besar Tuhan-nya. Namun demikian, manusia
sepertinya lupa bahwa ada amanat-amanat Tuhan kepadanya untuk memelihara dan
hidup di muka bumi-Nya.
Manusia mungkin lupa bahwa ia tercipta oleh Tuhannya,
sehingga ia jarang menumui-Nya di setiap waktu-Nya. Manusia juga mungkin lupa
bahwa ia tercipta untuk menjadi kholifah, sehingga ia sering merusak tempat
tinggal dan hidupnya. Manusia juga mungkin lupa bahwa ia tercipta dengan akal
budi dan hatinya, sehingga ia tak banyak digunakan dari pada hawa-nafsunya.
Manusia mungkin lupa bahwa ia diciptakan sebagai makhluk
sosial, sehingga ia acuh pada saudaranya. Manusia juga mungkin lupa bahwa
setiap langkah dan amalnya akan menjadi catatan abadi Tuhan-nya, sehingga ia
berbuat semaunya. Manusia juga mungkin lupa bahwa akan ada balasan dari setiap
amal baiknya sehinnga ia tak begitu tertarik dengannya dan manusia mungkin lupa
bahwa ia hidup di dunia-Nya yang tak kekal-abadi, sehingga ia nampak seperti
hidup selamanya di dalam tipudayanya.
Ah! Mungkin manusia berpikir bahwa akan ada alasan pada
Tuhannya jika ia tempatnya salah, hilaf dan dosa, sehingga dijadikan pembenaran
untuk melakukan ketidak baikkannya berulang-ulang. Mungkin dasar itu pula yang
ia gunakan untuk bertaubat dan mengulangi ketidak baikkannya pada Tuhan di kemudian hari.
Manusia mungkin lupa dengan dosa-dosanya sehingga ia hidup
damai bak para malaikat-Nya. Manusia mungkin juga lupa jika ia tak punya banyak
amal sebagai bekal menghadap pada Tuhan-nya, sehingga ia terus melalui hidupnya
dengan kesia-siaan. Manusia mungkin berpikir bahwa ampunan Tuhan lebih besar
dari segalanya sehingga ia meremehkan kedahsyatan siksaan Tuhan bagi para
pembangkang-Nya.
Ah Dasar! Manusia memang pelupa! Lupa dengan segala janji
hidupnya pada Tuhannya. Lupa dengan segala janji sebelum ia tercipta di
dunia-Nya. Lupa dengan Tuhannya dan lupa dengan dirinya sendiri!
Ah! Sungguh aku tak mengeri dengannya.
Aku juga lupa bahwa aku juga bagian darinya yang aku katakan pelupa!
***
Tuhan,
jika Engkau melihatku dalam kelupaan, ingatkan aku segera untuk kembali
pada-Mu.
Jika
Engkau melihatku dalam lumuran dosa-Mu, Entaskan segera aku darinya.
Tuhan,
sungguh aku tidak ingin dikatakan sebagai hamba-Mu yang pelupa.
Juga tak
ingin disebut sebagai hamba-Mu yang membangkang
Selamatkan
aku Tuhan dari tipu daya dunia-Mu.
Selamatkan
aku dari tipu daya syaitan makhluk-Mu
Dekatkan
aku dengan para malaikat dan rasul-Mu, agar aku bisa hidup bersamanya kekal di firdaus-Mu
Surabaya, 26
April 2016
Posting Komentar