Ada
beberapa alasan sehingga akhirnya saya menulis artikel ini. Tulisan ini di
latar belakangi oleh “diskusi online” yang dilakukan oleh beberapa teman-teman
alumni Pondok Pesantren Al-Mubarok yang tergabung dalam “IKBAL” (Ikatan
Keluarga Besar Alumni Al-Mubarok). Pada diskusi itu, saya memilih untuk menjadi
silent reader dan tidak memberikan beberapa pandangan saya terhadap
topik diskusi yang dibicarakan. Secara garis besar topik diskusi itu
membicarakan soal pembentukan kantor sekretariat IKBAL di lingkungan pesantren
yang nantinya akan dijadikan basis pergerakan dan pengabdian alumni pada Pesantren.
Banyak tanggapan positif terhadap gagasan tersebut agar dapat direalisasikan,
dengan harapan kiprah alumni bisa semakin besar terhadap almamater.
Terlepas
dari perbincangan sekret alumni di atas, saya coba ingin memberikan pandangan
saya soal bagaimana alumni mengabdi pada almamaternya. Bicara soal pengabdian alumni
pada almamaternya, tidak terlepas dari peran serta dan konstribusi alumni
tersebut pada almamater. Bagaimana alumni bisa memberikan aksi nyatanya
terhadap kemajuan almamater. Sedang disisi lain, alumni adalah orang-orang yang
sudah memiliki banyak kesibukan dari kesibukannya memikirkan alamamater. Dari
kesibukannya itu mengakibatkan fokus pada pengabdian diri ke almamaternya
hilang. Tak jarang kita jumpai organisasi-organisasi alumni yang akhirnya jalan
di tempat, tidak memberikan andil. Organisasi alumni butuh orang-orang yang
serius dan fokus dalam mengelolanya. Dalam hal ini, pengelola organisasi alumni
harus mampu menyeimbangkan kedua permasalah tersebut. Artinya, bagaimana
pengurus organisasi alumni tersebut mampu menggerakan peran serta alumni
terhadap perkembangan almamater di tengah kesibukan para alumni dan pengurus
organisainya. Tentu ini bukan perkara sepele semudah mengembalikan telapak
tangan, mengingat segudang kesibukan-kesibukan itu. Namun demikian, juga bukan
hal yang mustahil akan terjadi pergerakan alumni yang signifikan terhadap
almamaternya.
IKBAL sebagai wadah organisasi alumni Pondok
Pesantren Al-Mubarok pun di tuntut mampu menjawab tantangan-tangan tersebut.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai wujud pengabdian dan dedikasi
alumni terhadap perkembangan pesantren, yang kemudian menjadi sebuah momentum
yang saya sebut “REVOLUSI ALUMNI”. Pertama, rumuskan kembali organisasi
alumni (IKBAL) secara komprehensif dengan visi, misi, tujuan serta
rencana strategis IKBAL beberapa tahun kedepan. Untuk merumuskan ini semua
tentu bukanlah pekerjaan yang mudah, butuh fokus yang lebih serius dengan
melibatkan semua stakeholder yang ada. Kenapa demikian saya anggap
penting, karena organisasi ini sudah kehilangan kendali dalam menjalankan tugas
dan fungsinya. Ketua IKBAL harus menggandeng semua ketua angkatan untuk samakan
persepsi, pandangan serta gerakan-gerakan yang akan dilakukan, melibatkan
pimpinan dan atau pengurus pesantren untuk menyelaraskan program dengan visi
pesantren. Sehingga dengan demikian alumni dan pesantren berjalan beriringan
menuju sebuah visi besar perubah Pesantren dan eksistensi alumninya. Organisasi
yang tidak memiliki landasan pijak yang kuat akan mudah goyah dalam
implementasi programnya, terlebih organisasi alumni yang merupakan organisasi
non profit dengan kesibukan para anggota dan pengurusnya, akan mudah hilang
kendali yang mengakibatkan organisasi itu pun stagnan, tanpa gerakan. Jika dibuatkan
skemanya, maka bagan organisasi nampak seperti gambar berikut ini:
Kedua,
setelah semua dasar pijak organisasi terpenuh
pada tatanan level atas, barulah diturunkan pada pimpinan tingkat tengah
(koordinator bagian/program) yang akan menjalankan, monitoring dan mengevaluasi
program. Level paling bawah (anggota organisasi/anggota alumni) adalah sebagai
pasukan yang akan mengeksekusi semua kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
level atas dan menengah. Untuk menjalin koordinasi antar pengurus dan anggota,
perlulah dibentuk sebuah official site (web,blog,wordpress, dan sejenisnya)
yang dikelolah oleh IKBAL, jika ada web dan medsos yang saat ini berkembang
hendaknya di hapus dan diintegrasikan pada official site tersebut. Official
site nantinya digunakan sebagai pusat informasi umum seputar perkebangan
pesantren dan kiprah alumni di masyarakat, sekaligus sebagai media dakwah
alumni kepada masyarakat luas. Tidak cukup sampai disitu, koordinasi dan
informasi akan lebih cepat dengan membentuk group-group medsos yang paling
banyak digunakan oleh alumni baik WhatsApp, BBM, dan Line (pilih salah satu).
Group-group itu terdiri dari group angkatan, group pengurus dan koordinator.
Lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini:
Ketiga,
buatlah
program-program yang menyentuh “akar rumput”. Artinya program-program yang
dibuat hendaknya memberikan impact pada Pesantren dan masyarakat luas.
Bukan program yang bersifat intern di tubuh IKBAL itu sendiri. Sehingga dengan
demikian eksistensi alumni dapat terlihat dan dirasakan langsung baik oleh Pesantren
sebagai almamaternya maupun masyarakat umum sebagai tempat pengabdiannya.
Bicara
soal kantor sekretariat IKBAL yang nantinya akan digunakan sebagai basis
pergerakan dan pengabdian alumni, saya tentu sangat menyambut baik gagasan itu.
Karena bagaimanapun harus ada wadah “offline” yang dapat alumni gunakan
untuk tempat curah pendapat, gagasanlllll serta ide-ide besar yang akan
dilakukan. Namun demikian, ada beberapa yang harus dipertimbangkan sebelum kita
jauh melakukan konsolidasi pembuatan sekret tersebut. Pertama, hendaknya
kantor sekret dibangun atas swadaya dan konstribusi para alumni, bukan
menggantungkan beban lagi pada pihak Pesantren. Kenapa demikian, pesantren
tentu sudah memiliki beban yang jauh lebih besar dari hanya mengurus soal
sekret alumni. Keberlangsungan program pembangunan pesantren untuk pendidikan
santri pun juga harus menjadi hal yang perlu kita pikirkan. Selain itu semua,
sepertinya kita (IKBAL) harus berpikir ulang jika harus membebankan pembangungan
sekret kepada pesantren, mengingat kiprah IKBAL sendiri pun belum terlihat
untuk pesantren. IKBAL sendiri pun belum memberikan dampak positif pada
perkembangan pesantren. Selama ini program-program yang IKBAL lakukan baru
sebatas kepentingan IKBAL itu sendiri, belum mengarah pada kemajuan pesantren.
Sepertinya kita harus malu jika kita harus menggantungkan ide ini kepada
pesantren, yang justru harusnya memberikan program-program yang menunjukan
eksistensi IKBAL itu sendiri. Alangkah lebih baiknya jika kita berbenah terlebih
dahulu di intern IKBAL itu sendiri, membenahi tubuh organisasi yang selama ini
kehilangan kendali, memberikan program-program yang bermanfaat bagi kemajuan
pesantren dan masyarakat. Sehingga kalau pun harus meminta kepada Pesantren,
sudah aksi nyata yang IKBAL lakukan untuk kebaikan Pesantren. Namun jika pun
tidak, IKBAL dapat membedayakan potensi alumni untuk membangun sebuah sekret.
Andai saja seluruh alumni memiliki andil pada IKBAL dalam upaya membangun
sekret ini, maka ide besar itu pun bukan mustahil dapat terwujud. Langkah
sederhanya, jika alumni memberikan donasinya Rp.50.000 ribu saja untuk
membangun/menyewa sekret ini dengan estimasi alumni sebanyak 700 (hitungan
kasar, jika per angkatan berjumlah 70x10 angkatan =700), maka akan dihasilkan dana
sebesar Rp.35.000.000.
Dana
tersebut tentulah sangat cukup untuk sekedar menyewa sebuah bangunan satu tahun
yang nantinya akan digunakan sebagai sekret ikbal dan bahkan mungkin lebih dari
cukup. Dana itu pun kemudian di kelola untuk kegiatan-kegiatan IKBAL lainnya. Ini
semua tentulah membutuhkan sebuah komitment besar oleh seluruh alumni. Saya
menyambut baik dengan ide-ide besar alumni yang ingin memberikan konstribusi
kepada almamater, namun saya juga mengajak kepada seluruh alumni untuk
menyamakan persepsi, menyatukan komitment bersama. Karena untuk mewujudkan itu
semua tidak akan mampu terealisasi jika masih dalam alam ide. Butuh aksi nyata
yang kongkrit dari para alumni untuk mewujudkan semuanya.
Sudah
seharusnya alumni bangun dari tidur panjangnya, memberikan konstribusi dan aksi
nyata pada Pesantren dan masyarakat luas sebagai wujud pengabdian, dedikasi,
dan eksistensi IKBAL. Bukan sebuah mimpi akan terjadi revolusi besar, saat
mimpi itu dibangun dengan kerja keras, komitment, dan kesungguhan. Apalagi
IKBAL berisikan para pemuda yang memiliki kompetensi, skill, serta tallent-tallent
yang mumpuni, yang sudah banyak berkiprah di masyarakat baik dalam dunia
akademisi (dosen, guru, ustad), dunia industri (karyawan, pengusaha), maupun instansi
pemerintah/swasta lainnya (perawat, DPR, pegawai swasta, PNS). Bisa dibayangkan
jika mereka semua bersatu, menyamakan persepsi dan memadukan aksinya untuk
kebaikan Pesantren dan ummat, maka terjadilah sebuah revolusi besar alumni
dalam kiprahnya membangun peradaban ummat.
Demikian pandangan saya terhadapa diskusi online
yang dilakukan oleh rekan-rekan IKBAL di medsos beberapa waktu yang lalu. Jika
ada hal-hal yang didiskusikan kembali dengan senang hati saya menyambut itu.
Teman-teman bisa hubungi saya di : Hp. 087780810358 | WhatsApp. 087780810358 |
BBM. 577D8D02 |Facebook. Akhi Suhe.
Posting Komentar