Pemuda, satu kekuatan di antara dua kelemahan
Saya teringat dengan ungkapan ”pemuda
hari ini adalah pemimpin hari esok”, “pemuda bukanlah yang mengatakan inilah
bapakku, tapi yang mengatakan inilah aku”. Belum lagi ketika saya membaca
beberapa tulisan baik artikel, esai, hadist nabi sampai pada firman Allah dalam
Al-qur’an yang membahas tentang pemuda, nampaknya peran pemuda mendapatkan
posisi yang istimewa dalam kehidupan manusia. Kenapa demikian?, tentu karena
peran pemuda sangat strategis dalam kehidupan manusia baik dalam berbangsa,
bernegara dan beragama.
Dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, tentu kita ingat ungkapan presiden pertama kita yang mengatakan “berikan
aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10
pemuda niscaya akan kuguncang dunia”. Ungkapan ini menunjukan bagaimana
pemuda memiliki peran penting dalam menghantarkan kemerdekaan bangsa ini. Jika kita
tilik dalam literature-literature sejarah bangsa ini, banyak sekali peran
pemuda dalam kemerdekaan indonesia. Begitu istimewanya pemuda dalam sejarah
kemerdekaan bangsa ini sampai diabadikan dalam momentum sumpah pemuda yang kita
peringati setiap tanggal 28 oktober tiap tahunnya. Selain itu tentu kita ingat
sekali dengan peristiwa rengasdengklok, sebuah peristiwa yang berada di
penghujung perjuangan meraih kemerdekaan, siapa dalang di balik peristiwa itu? para
pemudalah yang mendesak para petinggi pencetus kemerdakaan indonesia untuk
secepatnya menyusun naskah proklamasi dan menyatakan bahwa bangsa Indonesia ini
telah terbebas dari para penjajah. Belum lagi tragedi ’98 yang mampu
melengserkan kekuasaan orde baru yang berkuasa selama 32 tahun lamanya, siapa
aktor di balik tragedi tersebut? Para pemudalah yang mendesak dan meruntuhkan
rezim orde baru tersebut.
Dalam kehidupan beragama tentulah
pemuda memiliki peranan, keistimewaan yang jauh lebih luas dari apa yang saya
paparkan di muka. Beberapa contoh yang sampaikan di atas, adalah bagian kecil
dari konsep pemuda yang disampaikan dalam agama. Agama jauh lebih memiliki konsep,
memulyakan pemuda dalam kehidupan manusia. Pemuda disebut sebagai satu kekuatan
di antara dua kelemahan dalam agama. Kenapa disebut demikian dalam agama? Mari kita
lihat firman Allah berikut ini:
۞
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً
ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ
وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
Allah,
Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu)
sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah
kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya
dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi maha kuasa (QS. Ar-Rum:54)
Dalam banyak tafsir yang menjelaskan
ayat ini, keadaan lemah yang dimaksud dalam ayat ini adalah Allah menciptakan
manudia dari setetes air hina kemudian allah jadikan manusia kecil (bayi) yang
tidak memiliki daya kekuatan (lemah), kemudian allah jadikan ia kuat
(pertumbuhan manusia menjadi sosok remaja dan pemuda) dan kemudian Allah lemahkan
kembali (usia tua) ditandai dengan uban.
Ayat ini menjelaskan pada kita bahwa
peran pemuda sangatlah strategis dalam kehidupan manusia itu sendiri. Sosok pemuda
diberikan oleh Allah sebuah kekuatan untuk berbuat sesuatu dalam hidupnya. Masa
muda allah analogikan sebagai sebuah kekuatan di antara dua kelemahan. Hal ini
menunjukan bagaimana pentingnya peran dan fungsi pemuda dalam kehidupan manusia.
Sekaligus Allah ingin menyampaikan pada kita bahwa masa muda bukanlah masa yang
dihabiskan dengan amalan-amalan yang tidak bermanfaat, karena masa muda adalah
sebuah kesempatan yang allah berikan untuk melakukan sebabnyak-banyaknya
manfaat. Maka sebuah kerugian besar jika mereka (pemuda) yang melalui masa itu
dengan tidak melakukan sebanyak-banyaknya manfaat, sebanyak-banyaknya amal
sebelum ia kembali dilemahkan difase kedua oleh Allah SWT pada masa tua nanti. Masa
muda adalah sebuah masa keemasan seorang manusia. Langkah-langkah strategis
manusia dimulai dari masa mudanya, tak terlepas dari berbagai aspek kehidupan
manusia lainnya. Sebuah negara, bangsa yang memiliki para pemuda yang kuat,
hebat dan berkualitas akan melahirkan sebuah bangsa yang besar. Sebuah agama
yang memiliki pemuda, remaja yang sholih, taat pada Allah dan rosul-Nya,
tunggulah masa kejayaan agama tersebut. Tidakkah sejarah membuktikan demikian, islam
lahir dan dibesarkan oleh para pemuda. Sebut saja muhammad alfatih, pemuda perkasa
yang mampu menaklukan konstantinopel, sebuah kota yang rasul janjikan dan sulit
untuk ummat muslim taklukkan. Belum lagi para sahabat-sahabt rasul, abu bakar,
umar, usman, ali dan 10 sahabat lainnya yang dijanjikan masuk syurga yang
memulai awal perjuangan islam di usia muda, ke-10 sahabat itu usianya dibawah
rasulullah, dan merekalah yang menegakkan pilar-pilar agama ini. Subhanallah…!.
Islam sangat memulyakan peranan
pemuda, sehingga islam mendidik ummatnya untuk handal diusia muda dengan
meletakkan dasar aqidah yang kuat sejak kecil. Rasul mendidik anaknya solat
sejak usia 7 tahun, para generasi muslimin lainnya sudah banyak yang
mengenalkan alqur’an sejak kecil sehingga banyak bertebaran anak-anak kecil
penghafal alqur’an. Dua inilah yang membuat ummat islam jaya dimasanya, karena inilah
pondasi dasar penanaman aqidah ummat dalam islam yang membawa islam pada puncak
keemasan. Melihat pentingnya peran strategis pemuda itulah, pemuda menjadi
objek, sasaran penghancuran islam oleh musuh-musuhnya.
Bertolak dari yang saya kemukakan di
atas, saya merefleksikan pada diri sendiri, para pemuda dan remaja saat ini
yang sudah hidup jauh dengan solat dan alqur’an. Saat ini, berbicara pemuda dan
remaja yang ada dalam benak kita adalah kenakalan remaja, sex bebas, narkoba,
miras, buli, geng motor dan segudang label ketidak baikkan lainnya. Anak-anak
muda saat ini sudah jauh hidup dari konsep agama dan alqur’an. Sebagian waktunya
habis untuk kegiatan yang tidak bermanfaat, hidupnya tanpa karya, dan aqidahnya
mudah goyah. Ini semua terjadi karena pemuda sudah dijauhkan dari nilai-nilai
agama. Pemuda disuguhkan dengan tontonan-tontonan yang amoral, pemuda dilalaikan
dengan kehidupan hedonis yang melemahkan agama. Jika ada pemuda yang
baik maka menjadi objek ejekan bahkan diasingkan dalam pergaualan, sebaliknya
pemuda yang tidak baik dipuja bak pahlawan. Pemuda yang tidak pacaran, merokok,
berpenampilan baik dikata cupu, kampungan dan tidak gaul, tapi sebaliknya
pemuda yang gunta ganti pacar, berpenampilan senonoh dikata pemuda modern,
pemuda kekinian. Astagfirullah!
Jika bangsa ini dibangun oleh
generasi yang lemah, maka jangan berharap menjadi bangsa yang besar, jika agama
ini ditumbuhi dengan pemuda yang lemah, tunggulah kehancurannya. Namun sebaliknya
bangsa dan agama ini akan jaya, tatkala para pemudanya hidup dengan nilai-nilai
alqur’an, pemudanya hidup penuh karya, pemudanya hidup penuh makna. Jika sudah
demikian tunggulah masa keemasan itu akan kembali datang. Wallahu a’lam.